Jumat, 13 Desember 2013

Jakarta - Indonesia adalah pasar potensial bagi produsen smartphone. Menurut firma riset GfK Asia, Senin pekan lalu, pada periode Januari-September 2013, 14,8 juta telepon pintar diborong di Indonesia dengan nilai pembelian mencapai US$ 3,33 miliar (sekitar Rp 40 triliun). Penjualan smartphone Android melonjak 23 persen dalam waktu satu tahun, dari 37 persen jadi 60 persen. Pembelian ini melampaui pasar lainnya di Asia Tenggara. 

Thailand dan Malaysia mengikuti Indonesia dengan penjualan sebanyak 7,2 juta unit dan 6,4 unit. Jika ditotal, Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, Kamboja dan Filipina telah menghabiskan US $ 10,8 miliar untuk membeli 41,5 juta unit telepon pintar. "Harga smartphone yang makin terjangkau, membantu konsumen di negara-negara ini beralih dari ponsel sederhana ke smartphone," kata Gerard Tan, Direktur Account untuk Teknologi Digital di GfK Asia. 
 
Dibanding periode yang sama tahun lalu, pasar smartphone tumbuh paling cepat di Vietnam dan Thailand. Volume penjualan di kedua negara ini naik masing-masing 156 persen dan 118 persen. Adapun nilainya naik 113 persen dan 114 persen. 
Sistem operasi Android masih menjadi raja di Asia Tenggara, dengan kue pasar 72 persen. Platform ini menguasai pasar Filipina (91 persen) , Malaysia (83 persen) dan Singapura (81 persen) dari total penjualan smartphone di masing-masing negara. (Baca juga: Alasan Obama Ogah Pakai iPhone).
Telepon pintar dengan bentang layar 4 inci ke atas juga makin digemari. Tahun lalu, pasar smartphone dengan layar seukuran ini hanya 13 persen, tahun ini menjadi 27 persen. "Tren terbaru di pasar sekarang adalah phablets, perangkat mobile dengan fungsi telepon seluler dengan bentang layar antara 5,6 inci dan 6,99 inci, " kata Tan.
Menurut Tan, pasar smartphone di Asia Tenggara masih terus bergairah. Pasalnya, masih sekitar 50 persen warga Asia Tenggara yang menggunakan ponsel sederhana.

Nur Rochmi | Cellular News

sumber : http://www.tempo.com

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar